Tugas bahasa indonesia
- CERPEN
Jatuh tak Terkira
Sore yang tidak begitu cerah memang, tapi aku tetap
memutuskan untuk mengunjungi kediaman salah satu sahabatku. Aku tak sendiri,
bersama sahabatku juga, Sofah. Ada sedikit
keraguan saat aku akan pergi, terlebih ada sedikit kekhawatiran dari ibuku,
karena memang jalannya cukup terjal. Tapi, aku baerusaha meyakinkan ibu,
“do’akan saja bu” kataku sambil pamit dan mencium tangan ibu.
Aku menuju ke
rumah Sofah untuk menjemputnya, Melan sudah
menunggu di luar kami langsung menuju ke tempat tujuan. Di sepanjang jalan saya dan Melan terus
berbincang-bincang, namun tiba-tiba hujan turun, kami tetap meneruskan
perjalanan, jalan yang terjal itu menjadi licin,
“kamu bisa gak Tri bawa motornya?”
tanya Sofah khawatir
“bisa tenang saja” jawabku, meyakinkan,
walau sebenarnya ada sedikit ketakutan padaku
“kalo kamu takut minggir aja dulu, kita
berteduh dulu” kata Sofah
“kalo kita berteduh, mau nyampe jam
berapa?” jawabku
“ya sudah, tapi kamu yakin kamu bisa?”
tanya Sofah lagi
“inshaallah”
“hati-hati”
“tenang saja, inshaallah bisa” jawabku
lagi
Hingga pada
jalan yang menurun Sofah masih saja
bertanya apa aku bisa, dan itu membuat konsentrasiku sedikit buyar, “ayo Tri,
kamu pasti bisa” kata Sofah. Tiba-tiba aku
kehilangan kendali, dan akhirnya Sofah dan
aku terjatuh,
“astagfirullah, Sofah ayo bangun, kau tidak apa-apa?” tanyaku
“tidak apa-apa” jawab Sofah dengan wajah pucat, karena dialah yang memintaku untuk
melewati jalan ini.
Saat aku
berusaha untuk bangun ternyata aku baru menyadari bahwa kakiku luka dan aku
tidak bisa berjalan, selang beberapa menit ada dua orang yang menghampiri aku
dan Sofah
“kalian tidak apa-apa?” tanya salah
satu dari orang tersebut
“saya tidak bisa berjalan pak”
Dua orang tadi
membantu membawa motorku ke pinggir jalan, setelah keadaan ku cukup kuat untuk
mengendarai motor kembali, aku melanjutkan perjalanan menuju tempat semula,
sesampai di tempat tersebut, aku langsung diobati oleh temanku, dan aku menceritakan semua kejadian
tadi.
Aku sangat merasa bersalah pada Sofah, gara-gara keteledoranku, Sofah jadi celaka.
Awalnya aku tak
memberi tahu orang tua ku tentang kejadian ini, namun, karena aku
terpincang-pincang, merekapun mengetahuinya, dan membawaku ke dokter, kejadian
ini memberikan sebuah pelajaran untukku, bahwa keselamatan berkendara itu
sangat penting, dan harus di perhatikan.
- RESENSI
Judul : Jatuh tak terkira
Pengarang : Ade trihastuti
Tahun :2014
Sinopsis
Di sore hari yang tak cerah saya dan teman
saya menuju ke suatu desa tempat kelahiran teman saya. Di sepanjang jalann kami
berbincang-bincang hingga pada suatu jalan yang curam, dalam hati saya merasa
takut jatuh, namun saya berusaha menghilangkan rasa takut itu karena prinsip
hidup saya “ jangan takut sebelum itu benar-benar terjadi.” Lalu teman saya
bertanya “apakah kamu bisa melewati jalan ini?” saya pun tidak yakin bisa
melewati jalan ini namun saya menjawab “ tenang saja pasti bisa ko “ dengan
raut muka yang sedikit meyakinkan.
Hingga pada jalan yang curam dan licin
teman saya terus berbicara yang kemudian saya merasa jengkel, tiba-tiba motor
saya pun oleng dan akhirnya kamipun jatuh. Ketika saya sadar, saya bertanya
pada teman saya “ Astagfirullah, hey sofah bangun, kamu tidak apa-apa kan?”
tanyaku sambil kesakitan “tidak apa-apa ko.” Jawabnya sambil merasa menyesal,
tanpa disadari badan saya tertimpa dengan motor, beberapa menit kemudian datang
dua orang yang membantu. Karena kejadian itu saya merasa bersalah kepada teman
saya, walaupun saya lebih parah dari dia.
Latar belakang :
Cerpen tersebut menceritakan
tentang kisah nyata penulis, yang jatuh dari sepeda motor karena keadaan jalan
yang curam dan licin serta cuaca yang buruk. Penulis merasa menyesal akibat
kejadian tersebut, dan temannyapun menyesal karena telah mengajak sang penulis
untuk melewati jalan tersebut.
Kelebihan : cerpen tersebut sangat menarik untuk dibaca
dan cocok untuk kalangan remaja . hal yang menarik dari cerpen tersebut adalah
kedua tokoh merasa menyesal.
Kelemahan : gaya bahasanya kurang sesuai dan pemilihan
katanya kurang tepat
Cerpen
tersebut menarik untuk di baca, jangan lewatkan cerpen ini karena isinya sangat
lucu dan menjengkelkan, cerpen ini juga cocok untuk kalangan remaja
- DRAMA
Drama 3 babak
berjudul jatuh tak terkira disadur dari cerpen
jatuh tak terkira
Karya : Ade trihastuti nurpajar
TALI PERSAHABATAN
Pada suatu hari
tepatnya jam 06.35 pagi Ade tri, Rifa
dan Sofah baru datang ke sekolah, merekapun masuk ke kelas lalu mereka
berbincang-bincang.
Rifa : (datang dengan murung)
Ade tri
: Rifa, kamu kenapa? Ko pagi-pagi udah murung
aja?
Sofah : Iya nih
gak seperti biasanya, kenapa?
Rifa :
Mamahku mau berangkat lagi ke Jakarta, aku sendirian lagi di rumah?(raut wajah
yang murung)
Ade tri:
Ya udahlah jangan sedih gitu kan ada
kita.(sambil mengusap pundak Rifa)
Sofah : Iya,
lagian kamu pulang kerumah cuma pas hari sabtu aja.
Rifa :
Iya emang tapi kan bisanya kalau pulang itu ada mamah di rumah sekarang gak
ada,
Ade tri: Nanti hari
jum’at liburkan?
Perbincangan
mereka terpotong karena ada guru masuk kelas, seketika perbincanganpun berhenti
dan seluruh siswa di kelas terdiam dan mengikuti pelajaran, beberapa saat
kemudian bel pun berbunyi dan guru pun keluar, merekapun kembali melanjutkan
perbincangan.
Rifa : Iya de, jum’at libur, emang kenapa?
Ade tri:
Pah, gimana kalau nanti hari kamis kita
nginep di rumahnya Rifa?
Rifa :
Iya pah nginep di rumah ku yuk, di rumah kan gak ada siapa-siapa.(dengan wajah
yang kembali ceria)
Sofah : Hmmm, gimana ya? Insyaallah deh.
Ade tri: Oh iya nanti hari jum’at kelas
kita juga ngadain acara kan, nah kalau kita jadi nginep di rumah Rifa kita
berangkatnya bisa bareng-bareng, gimana?
Rifa :
Iya Pah ayo dong nginep di rumahku.
Sofah :
Iya deh.
Rifa : Beneran yah, awas loh jangan bohong.
Sofah :Iya
iya Keesokan harinya merekapun memperbincangkan lagi rencana kemarin.
Rifa : Gimana nih, kalian jadi kan nginep dirumah ku
nanti malam?(Dengan wajah penuh harap)
Ade tri: Ya jadilah.
Sofah : Siapin makan yang banyak yah buat
kita.(sambil tersenyum)
Rifa : Tenang aja makanan udah siap kok tinggal
ngambil di warung,bayar sendiri deh hahhaaa.(Tertawa sendirian)
Ade tri: Emang ada yang lucu?
Rifa :
De kamu gitu banget sih, nyebelin tahu!(dengan kesal)
Ade tri: Biarin.(cuek)
Sofah : Udah-udah jangan ribut terus ah, kalian tuh
kebiasaan deh, kalo udah gini pasti ujung-ujungnya berantem lagi.
Rifa : Ade tuh yang duluan.
Ade tri: Kerumah kamunya gimana?(mengalihkan
pembicaraan)
Sofah : Gimana apanya?
Ade tri: Kerumah Rifanya pake motor aku?
Rifa :
Ya iyalah pake motor siapa lagi?(dengan nada sinis)
Ade tri : Cuma motor aku aja? Kalo kalian aku boncengin
langsung berdua kan susah.
Rifa : Oh itu.. yaudah aku pulangnya bareng rizki
kok, nanti kalian nyusul aja.
Sofah :
Iya de kita nyusul aja.
Ade tri : Oke deh .
Sofah :
Kamu jemput aku ke tempat kost aku yah de.
Ade tri: Jam berapa?jangan terlalu sore yah takut
hujan sekarang aja udah mendung tuh.(sambil menunjuk ke luar)
Sofah : Jemputnya setelah sholat ashar aja
Rifa :
Ya udah kita pulang yuk!
Mereka pun meninggalkan kelas, sampai di gerbang mereka sedikit
berbincang
Rifa : Aku duluan yah, aku tunggu di rumah, sampai
jumpa di rumahku yah!(sambil pergi meninggalkan keduanya)
Ade tri & Sofah :
Iya(jawab dengan serentak)
Ade tri: Jangan lupa siapin makanan yang banyak
yaa(berteriak)
Sofah : Yaudah yuk kita pulang.
Merekapun
pulang meninggalkan sekolah. Beberapa jam kemudian Ade tri pun menjemput Sofah
di tempat kostnya.
Ade tri: Sofah(memanggil beberapa kali hingga sofah
menjawab)
Sofah :
Eh ade ayo masuk aku mau siap-siap dulu.(mempersilahkan masuk)
Ade tri: Iya,
disini nyaman juga yah.(sambil menatap seluruh ruangan kost)
Sofah :
Aku juga betah ngekost di sini.
Ade tri: Oh iya, kita mau lewat jalan
mana nih?
Sofah : Kita lewat jalan lampuyang aja yuk biar cepat, gimana?
Ade tri: Iya deh, kamu udah siap?
Sofah :
Udah yuk kita berangkat.
Mereka pun
berangkat dengan cuaca yang kurang mendukung, saat itu sedang
gerimis namun mereka tetap berangkat
menuju rumah Rifa.
Sofah :
Gimana nih De gerimis.
Ade tri: Yaudah kita berangkat sekarang aja sebelum hujannya
tambah besar.
Tiba di suatu jalan yang curam dan licin mereka tetap melanjutkan
perjalanan.
Sofah :
De kamu bisa gak bawa motor di jalan yang
curam dan licin kaya begini?
Ade tri: Tenang aja aku pasti bisa kok!(walaupun dalam
hatinya tidak yakin,tapi ade tetap berusaha meyakin sofah agar tenang)
Sofah :
Yaudah hati-hati ya bawa motornya, soalnya
jalannya curam dan licin.
Ade tri : Iya aku pasti hati-hati kok.
Sofah :
Yakin De kamu bisa?
Ade tri: Yakin, udah kamu tenang aja
jangan bicara terus nanti aku gak bisa konsetrasi.(Dengan kesal)
Tiba –tiba
motor yang di kendaraipun oleng karena jalan yang curam dan mereka berduapun
jatuh sofah terepental dan tubuh ade tertimpa motor.
Ade tri: Astagfirullah, Sofah kamu
tidak apa-apa?
Sofah :
Aku tidak apa-apa, Cuma memar saja.
Tak lama kemudian datang bapak-bapak
menolong mereka berdua.
Bapak : De kalian tidak apa-apa? (membangkitkan Sofah
dan menolong Ade tri yang tertimpa motor)
Ade dan Sofah: Tidak apa-apa pak, terimakasih
atas bantuannya pak.
Bapak :
Iya sama-sama, hati-hati de.
Ade tri & Sofah : Iya pak!
Ade dan Sofah pun melanjutkan
perjalanan walau dengan rasa sakit,karena mereka ingin menepati janjinya yaitu menginap di
rumah rifa. Di sepanjang jalan adetri menangis karena kesakitan akibat kejadian
tadi dan sofah pun terus membujuk adetri supaya sabar karena perjalan masih
lumayan jauh. Ketika sesampainya di halaman rumah rifa adetri pun turun dari
motor sambil merengek merasa kesakitan.
Adetri : Aduh saya sudah tidak tahan.( menangis kesakitan
)
Sofah yang merasa kasihan dengan kondisi adetri temannya itu langsung
menghamiri adetri, tapi tiba-tiba motornya jatuh mungkin karena sofah yang
menyimpannya terburu-buru.
Adetri : ( ketawa-ketawa sendiri karena sofah
terlalu hawatrir dengan keadaannya)
Sofah : Dih
si ade mah malah ngetawain .( tersipu malu wajah sofah )
Adetri
: Hahahaa, lagian ada-ada saja tingkahmu
yang lucu meskipun dalam keadaan seperti ini juga (tertawa yang sangat lepas )
Tidak berapa lama rifa pun membukakan pintu rumahnya sambil ketawa-ketawa
sendiri mungkin karena melihat tingkah laku sofah.
Rifa
: “Hahhahhaaa... Kenapa kalian ko baju kalian pada kotor ? ( tanya rifa dengan
raut wajah yang penasaran )
Sofah
: Ko ketawa-ketawa sih melihat kita kaya gini, kan saya sama adetri jatuh darii
motor tau ! ( wajahnya yang agak kesal dengan kelakuan rifa)
Rifa
: Hah apa kalian jatuh? Tidak apa-apakah kalian
teman ? (tanya rifa penuh denagan rasa kekawatiran )
Adetri
: Saya susah jalan rifa ntah kenapa ini
kaki saya ( merasa kesakitan )
Rifa
: Coba liat sini kakimu de ( rasa
penasaran )
Saat rifa
melihat kaki adetri rifa kaget karena ternyata kaki adetri lukanya besar
Rifa
: Astagfirullah ade......pantesan kamu
sulit berjalan , kaki kamu luka luka robek (merasa kasihan )
Adetri
: Hah.... Astagfirullah ( menangis )
Sofah
: Aduh ade maaf yah gara-gara saya kamu jadi begini ( merasa bersalah)
Adetri
: Aduh aduh dari tadi ngomong aja kamu
sofah, bikin saya tambah sakit saja (
kesal )
Rifa : Sudah sudah mendingan sekarang kita obatin
aja lukanya adetri dari pada sekarng
saling menyalahkan mah (muka bijak)
Mereka pun mengobati luka adetri, tapi mereka mengobatinya sambil
becanda-becandaan sampai-sampai mereka tertawa termehek-mehek. Malam semakin
larut , mereka pun mulai ngantuk dan akhirnya mereka tidur bersam dikamar yang
penuh dengan persahabatan.
TUGAS BAHASA INDONESIA
CERPEN
RESENSI
TEKS DRAMA
DISUSUN OLEH:
ADE TRIHASTUTI NURFAJAR
DIAH NUR’AIN SUCI NINGTIYAS
XI IPA 3
SMA NEGERI 1 TALAGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar